Guest book

script cbox kamu
Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
Sumber : http://ramadhanlmzero.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-buku-tamu-keren-di-blog.html#ixzz47H4OJJnc

Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Site Categories

About

Rabu, 27 April 2016


Artikel Ilmiah Non-Penelitian
MODEL PEMBELAJARAN PKN
Oleh: Dewi Wulandari
NIM K6413020
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
A.    Pendahuluan
Setiap guru harus dapat memilih metode yang sesuai untuk suatu mata pelajaran tertentu, materi tertentu, bahjan untuk peserta didik tertentu. Banyak jenis model pembelajaran yang dikembangkan saat ini, demikian metode pembelajaran. Tiap model maupun metode pembelajaran memiliki karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Disinilah perlunya seorang guru untuk memahami setiap model maupun metode pembelajaran yang ada sehingga dapat memilih sesuai yang diinginkan. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis dalam penyusunan laporan ini. Selain membahas mengenai metode atau model pembelajaran yang ada, penulis juga akan membahas tentang metode atau model pembelajaran yang paling tepat untuk PKn.
B.     Jenis-jenis Model Pembelajaran
1.       Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
Prinsip pokok:
Ø  Melibatkan sekitar 2 sampai 6 orang
Ø  Memecahkan masalah bersama dalam kelompok (saling tukar pemdapat, berbagi pengalaman)
Ø  Berdiskusi untuk memecahkan masalah menjadi milik bersama.
Ø  Adanya ketergantungan yang positif.
Bentuk-bentuk belajar kolaboratif (Slavin, 2009)
a.      Student Teams Achievment Divisions (STAD)
Langkah-langkah:
1)      Presentasi guru. Siswa harus memperhatikan dengan cermat agar keberhasilan dapat dicapai.
2)      Pembentukan kelompok (tim). Fungsi utamanya untuk membantu anggotanya belajar (memahami materi).
3)      Kuis. Dilaksanakann setelah guru presentasi atau menjelaskan materi. Pada saat kuis, peserta didik tidak diperbolehkan saling membantu.
4)      Peningkatan nilai individual. Setiap peserta didik memberikan kontribusi maksimal kepada timnya. Tiap peserta didik diberi nilai dasar (nilai individual) dari nilai rata-rata kinerja terakhir. Disini peserta didik memberi point untuk timnya.
5)      Pengakuan tim. Tim memperoleh sertifikat atau penghargaan jika nilai rata-rata mencapai standar atau kriteria yang ditetapkan.
b.      Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah :
1)      Identifikasi masalah
2)      Pembahasan masalah dalam kelompok
3)      Presentasi hasil bahasan kelompok (dalam bentuk turnamen)
4)      Kuis
5)      Penguatan guru/ penghargaan
c.       Jigsaw
          Adanya bahan ajar
          Dibentuk kelompok dari beberapa orang yang tingkat heterogenitas yang tinggi. Disamping itu juga ada kelompok homogen yang menjadi per tutor bagi teman-temannya sekelompok. Secara keseluruhan Jigsaw ini melakukan lima langkah yaitu, peserta membaca bahan ajar, diskusi kelompok ahli (homogen), diskusi kelompok peserta didik (kelompok heterogen), tes/kuis akhirnya ada penguatan guru (penghargaan)
2.       Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL)
Johnson (2002) mendefinisikan CTL sebagi suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peseta didik memahami makna materi-materi akademik yang dipelajari dengan menghubungkan mata pelajaran dengan konsteks kehidupan sehari-hari, berarti dengan konteks persoalan sosial dan lingkungannya. Langkah-langkahnya :
1)      Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya (Kontruktivisme)
2)      Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik (Inquiri)
3)      Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya (Bertanya)
4)      Cipyakan masyarakat belajar (Masyarakat Belajar)
5)      Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran (Permodelan)
6)      Lakukan refleksi di akhir pertemuan (Refleksi)
7)      Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara (Penilaian nyata)
3.      Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan ( problem solving, discovery inquiry)
a.      Belajar memecahkan masalah ( problem solving)
Pemecahan masalah diajarkan dengan tujuan menyiapkan peserta didik untuk memecahkan maslah dalam kehidupan sehari-hari. Ada tiga tingkat problem solving yang digambarkan sebagai berikut:
Tingkat
I
II
III
Mengidentifikasi masalah
Dimunculkan oleh guru atau buku teks
Dimunculkan oleh guru atau buku teks
Dimunculkan oleh peserta didik
Proses penecahan masalah
Ditetapkan oleh guru atau buku teks
Ditetapkan oleh peserta didik
Ditetapkan oleh peserta didik
Penerapan solusi tentatif
Ditentukan oleh peserta didik
Ditetapkan oleh peserta didik
Ditetapkan oleh peserta didik
b.      Belajar Penemuan ( Discovery Learning)
Melalui penemuan, peserta didik belajar secara intensif dengan mengikuti metode investigasi ilmiah dibawah supervisi guru. Jadi belajar dirancang, disupervisi, diikuti metode investigasi
Model umum investigasi ilmiah


Rounded Rectangle: Identifikasi masalah
 
                                       à Sadar adanya masalah, tulis masalah sistemik


Rounded Rectangle: Mengembangkan kemungkinan solusi
 
                                    N à Menyarankan kemungkinan uji hipotesis
                                                          


Rounded Rectangle: Pengumpulan data
 
                                       à Pengumpulan bukti, mengadakan eksperimen, survei


Rounded Rectangle: Analisis dan Intepretasi data
 
           à Mengembangkan pernyataan pendukung data, uji             hipotesis, tetapkan pola, keismpulan.


Rounded Rectangle: Uji kesimpulan
 
                                         à Menghasilkan data baru dan revisi

c.       Belajar Inkuiri ( inquiry learning )
Belajar inkuiri dasarnya adalah pemecahan masalah. Inkuiri lebih menekankan pada proses investigasi masalah, berarti disini tidak memerlukan pemecahan masalah. Disini kemungkinan peserta didik menggunakan pendekatan intuitif dalam memecahkan masalah. Untuk melakukan kegiatan belajar jenis inim diperlukan pengalaman personal yang tinggi bagi keterlibatan individu. Individu diberi kesempatanuntuk mengaplikasikan kemampuannya secara total dengan mempertimbangkan talenta, ide, skill yang dimiliki.
4.      Belajar melalui pengalaman (Experiential Learning)
Merupakan paradigma kontruktivistik dimana peserta didik belajar dengan mencocokkan pengetahuan dan pengalaman baru, dengan mengganti dan memperluas pengetahuan lama. Dengan experiential learning, pengalaman seseorang bertambah melalui kehidupan, pendidikan dan bekerja. Segala sesuatu diketahui melalui refleksi pengalaman. Belajar dalam konteks akademik mempengaruhi pendekatan individu terhadap dunia secara positif. Oleh karena itu, peserta didik (mahasiswa) hanya mengertu kapan dan bagaimana mentransfer pengetahuan. Kegiatan belajar dosen dan mahasiswa dalam belajar akademik :
Kegiatan mahasiswa
          Memahami ide-ide yang baik
          Memahami signifikansi gagasan
          Eksperimen praktis
          Mempraktekan ide-ide teoritis
Kegiatan dosen
          Mempersiapkan mahasiswa dalam konteks
          Memberi contoh, studi kasus
          Membuat belajar relevan
Penggunaan pengalaman (eksperimen di laboratorium)
          Peserta didik diminta melakukan tugas dan mengamati hasilnya
          Individual atau tim
          Metode : preskriptif, hasilnya diketahui
          Mempraktekan teknik, ketrampilan atau observasi dan rekaman yang menunjukkan relevansi teori dan hasil
          Refleksi kritis dari pengalaman
          Dengan sengaja difokuskan pada signifikansi pengamatan
5.      Pembelajaran Terpadu ( Integrated Learning)
Pembelajaran terpadu adalah metode pengorganisasian isi pembelajaran dengan memanfaatkan bidang-bidang studi atau mata pelajaran yang sesuai untuk mengembangkan konsep-konsep yang dipilih oleh guru.
a.      Connected ( Keterhubungan )
Salah satu model paling sederhana dari pembelajaran terpadu dimana dalam tiap mata pelajaran, materi pelajaran dihubungkan dari topik ke topik, konsep ke konsep, pelajaran hari ini ke pelajaran minggu berikutnya secara eksplisit.
b.      Pembelajaran Tematik ( jaring laba-laba)
Langkah-langkah pembelajaran
1)      Pilih tema atau topik yang akan dipelajari sebagai bagian dari pembelajaran terpadu. Tema yang dipilih harus luas, sehingga peserta didik dapat menginvestigasi berbagai konsep yang berkaitan.
2)      Tentukan konsep-konsep yang akan dikembangkan melalui pembelajaran terpadu. Konsep-konsep tersebut didaftarkan dalam bentuk pernyataan untuk menentukan secara pasti apa yang dipelajari.
3)      Tentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menginvestigasi konsep-konsep yang terdaftar tersebut. Misalnya apakah melakukan sesuatu, menggambar untuk mengilustrasikan pengamatan, brainstorming dsb.
4)      Tentukan mata pelajaran apa saja yang terkait dengan suatu konsep.
5)      Mereview kegiatan-kegiatan dan mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran terpadu.mengorganisasikan materi untyuk mempermudah pendistribusian dan penggunaannya apakah kegiatan nanti dilakukan berkelompok atau individual.
6)      Menentukan urutan kegiatan yang akan disajikan dikelas.
7)      Mengadakan diskusi tindak lanjut.
c.       Problem-Based Learning (PBL)
Bentuk lain dari pembelajaran terpadu adalah  pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). Bedanya dengan problem solving yaitu bahwa problem-based learning memadukan berbagai disiplin ilmu dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkahnya
1)      Peserta didik mengidentifikasi kata-kata atau istilah yang kurang jelas. Kata atau istilah yang masih diperdebatkan oleh kelompok, ditulis dipapan tukis.
2)      Mendefinisikan masalah. Sesi ini terbuka bagi anggota untuk mengutarakan dan menampung pendapat tentang masalah yang terdapat pada langkah pertama.
3)      Sumbangsaran kemingkinan hipotesis dan penjelasan.
4)      Penjelasan ke dalam pemecahan tentatif. Peserta didik mencoba merinci masalah dan membandingkan dengan hipotesis yang sedang dikembangkan, sudah cocok atau belum.
5)      Kelompok menyusun tujuan belajar. Tutor menorong agar inti tujusn belajar menjadi fokus, tidak terlampaui atau melebar superfisial serta dapat terselesaikan dalam waktu yang tersedia.
6)      Mengumpulkan informasi (buku, internet, hasil riset, bertanya kepada pakar dsb)
7)      Berbagi hasil.
6.      Quantum Learning
Quantum learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif. Sesuai dengan paradigma yang mendasarinya (konstruktivistik) maka pelajaran quantum mengedepankan kebebasan, santai, menakjubkan, menyenagkan dan menggairahkan.
Kerangka rancangan pembelajaran quantum
Gubahan “TANDUR” merupakan kerangka perencanaan pembelajaran quantum.
T = “Tumbuhkan”; minat dengan mengatakan “Apakah Manfaatnya Bagiku                   (AMBAK) dan manfaatkan peserta didik.
A = “Alami”; ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat        dimengerti       semua peserta didik.
N =  “Namai”; sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah           masukan.
D = “Demonstrasikan”; sediakan kesempatan bagi pendidik untuk                                    menunjukkan             bahwa mereka tahu.
U = “Ulangi”; tunjukkan kepada peserta didik cara-cara mengulang materi dan                 menegaskan “aku tahu bahwa aku memang tahu”
R =  “Rayakan”; pengakuan untuk suatu penyelesaian, partisipasi, pemerolehan               pengetahuan ketrampilan.                           
7.      Resource-Based Learning
a.      Open learning
Belajar terbuka dapat dilakukan oleh semua orang dan dari semua umur, pria, wanita, anak-anak, pekerja, ibu rumah tangga, yang dilakukan untuk orang lain dirumah, orang cacat, yang tidak dapat menjangkau pusat kelas. Belajar terbuka dalam konteks yang lebih luas juga menawarkan kepada peserta didik pilihan tentang,
          Diamana peserta didik dapat belajar dirumah, tempat kerja, dimobil, kereta api dll
          Kapan peserta didik akan belajar, pagi hari sebelum kerja, ketika anak-anak sedang sekolah, saat bekerja, atau sesudah bekerja atau pada jam tanggung jawab rumah tangga.
          Bagaimana peserta didik akan belajar, di Universitas Terbuka, kursus bisnis yang menggunakan buku kerja, video, latihan berbasis komputer atau semuat itu, termasuk audiotape.
          Langkah/strategi belajar, tidak disiapkan oleh guru, atau orang lain atau dalam kelas berbagi (sharing)
          Bebas dari interupsi
b.      Belajar jarak jauh (Distance learning)
Belajar melalui korespondensi (surat-menyurat) dimana peserta didik mendapatkan tugas-tugas, dikerjakan lalu dikembalikan lagi kepada tutor untuk diberi komentar dan dinilai.
c.       Fleksibel learning
Merupakan cara belajar dengan menggunakan segala bentuk sumber belajar.

C.    Metode Pembelajaran
Ada beberapa macam metode pembelajaran yang banyak digunakan didalam kelas, yang akan diuraikan dalam laporan ini. Pemakaian variasi model selain tidak membosankan, pada suatu saat dapat mengatasi kekurangan gurun dalam hal-hal tertentu. Misalnya saja jika guru yang kurang pandai dalam berbicara, uraiannya akan terasa kering untuk itu guru dapat mengatasinya dengan mudah, dengan menguraikan sedikit saja kemudian diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga kekurangan dalam berbicara dapat ditutup dengan metode pembelajaran yang digunakan.
1.      Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru. Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan media.
Langkah-langkah dibawah ini dapat dipakai untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
1)      Menetapkan tujuan ceramah
2)      Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.\
3)      Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
          Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas.
          Dapat menangkap perhatian peserta didik.
          Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang diperoleh berguna bagi kehidupannya.
4)      Menanamkan pengertian yang jelas. Guru memulai pembicaraan dengan suatu ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusun bagian dan pokok bahasan yang merupakan inti, dan akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu.
5)      Menangkap perhatian peserta didik dengan menunjukkan penggunaannya. Peserta didik akan tertarik bila melihat apabila yang dipelajari berguna bagi kehidupannya.
2.      Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada keaktifan guru. Langkah-langkahnya sbb; (syaiful Bahri Djamarah dan  Aswan,1995:113)
1)      Kegiatan persiapan
Merumuskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan harus selalu dilakukan terebih dahulu, kemudian mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan dalam pembelajaran.
2)       Kegiatan pelaksanaan
          Mengajukan pertanyaan-pertayaan mengenai materi pelajaran.
          Menggunakan keterampilan bertanya dasar dan lanjutan seperti memberi acuan, pemusatan, menggilir, memberi waktu berpikir, memberi tuntunan, mengajukan pertanyaan melacak dan sebagainya.
          Memberikan penguatan pada siswa yang berhasil menjawab
          Memberi tuntunan bagi siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan guru atau siswa yang jawabanya salah atau kurang tepat.
          Melemparkan pertanyaan dari siswa kepada siswa lain.
3)      Kegiatan akhir
          Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dilaksanakan
          Evaluasi
          Tindak lanjut
3.      Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang dipelajari melalui urun pendapat dalam diskusi kelompok. Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama.
Langkah-langkah yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah :
1)      Persiapan
          Memberikan kondisi belajar siswa (kegiatan awal)
          Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
          Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi
2)      Pelaksanaan
          Siswa melakukan diskusi
          Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
          Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
          Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
3)      Evaluasi
          Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi
          Menilai hasil diskusi (Syaiful Bahri Djamarah dan  Aswan,1995:113)
4.      Metode Kerja Kelompok
Metode  kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru.
5.      Metode Demonstrasi Dan Eksperimen
Langkah-langkah pelaksanaan Metode Demonstrasi
1)      Kegiatan persiapan
Merumuskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan harus selalu dilakukan terlebih dahulu, kemudian menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi dan melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan peralatan yang diperlukan.
2)       Kegiatan pelaksanaan
Kegiatan pembukaan
          Atur tempat duduk yang memungkinkan setiap siswa dapat melihat demonstrasi dari guru
          Tanyakan pelajaran sebelumnya
          Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan suatu kasus di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pelajaran yang akan disampaikan.
          Kemukakan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Hal -hal harus diperhatikan dalam kegiatan inti adalah :
          Mulai dengan demonstrasi yang sesuai dengan yang telah dipersiapkan guru.
          Pusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang harus dikuasai oleh siswa dari demonstrasi yang dilakukan.
          Memberikan kesempatan siswa untuk aktif dan kritis, serta memberikan kesempatan bertanya.
Kegiatan akhir
          Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang dilaksanakan
          Evaluasi
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
6.      Metode Sisiodrama Dan Bermain Peranan
Langkah-langkah :
1)      Guru memperkenalkan siosiodrama ini dengan ikut serta memainkan kejadian sederhana bersama seseorang atau dua orang peserta didik.
2)      Guru menceritakan sebuah kisah.
3)      Guru menunjuk beberapa orang untuk berperan sebagai pelaku yang ada dikisah tersebut.
4)      Guru menentukan dengan jelas masalah dan peran yang harus dimainkan oleh para pelaku.
5)      Guru menetapkan peranan pendengar dengan cara guru sering memperingatkan pendengar agar dapat menjaga suasana yang tenang sehingga pemain dapat melakukan perannya dengan baik.
6)      Guru menyarankan kalimat pertama/pembuka.
7)      Guru menghentikan sosiodrama pada detik-detik masalah diskusi umum.
8)      Guru memberikan kesempatan kepada pendengar (peserta didik) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan masalah dengan cara-cara yang lain, kemudian diambil kesimpulannya.
7.      Metode Pemberian Tugas Belajar Dan Resitasi
Pemberian tugas merupakan seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian rupa dengan mengacu pada tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa (2007 : 113) bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
2)      Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
3)      Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
4)      Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5)      Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
8.      Metode Drill (Latihan)
Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik sehingga memperoleh suatu ketrampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis menyebabkan peserta didik melatih ketrampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon yang berubah, maka ketrampilan akan lebih disempurnakan. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Drill
1)      Kegiatan guru
          Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah beserta jawabannya.
          Mengajukan pertanyaan secara lisan, tertulis, atau memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
          Mendengarkan jawaban lisan atau memeriksa jawaban tertulis atau melihat gerakan yang dilakukan.
          Mengajukan kembali berulang-ulang pertanyaan atau perintah yang telah diajukan dan didengar jawabannya.
2)      Kegiatan murid
          Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau perintah yang diajukan guru kepadanya.
          Menjawab secara lisan atau tertulis atau melakukan gerakan seperti yang diperintahkan.
          Mengulang kembali jawaban atau gerakan sebanyak permintaan guru.
          Mendengarkan pertanyaan atau perintah berikutnya.
9.      Metode Karyawisata
Langkah-langkah pelaksanaannya:
1)      Persiapan
Merencanakan tujuan karyawisata. Ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru untuk mengadakan survei ke obyek yang akan dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data tentang obyek, antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang akan dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi.
2)      Perencanaan
          Hasil survei dibicarakan bersama dalam rangka menyusun perencanaan yang meliputi;  tujuan karyawisata, pembagian objek, jenis objek sesuai dengan tujuan, serta jumlah peserta didik.
          Dibentuk panitia
          Menentukan metode pengumpulan data mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
          Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung.
          Mengurus perizinan
          Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.
3)       Pelaksanaan
Peserta didik melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing bila perlu menegur sekiranya ada peserta didik yang kurang menaati tata tertib sesuai acara.
4)      Pembuatan laporan
Hasil yang diperoleh dari kegiatan karyawisata dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
D.    Metode / Model Pembelajaran Yang Paling Sesuai Untuk Pkn
Metode/model pembelajaran yang paling tepat dan layak digunakan untuk PKn adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Sebagai suatu proses pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dasim Budimansyah, 2002). Portofolion diwujudkan dalam bentuk penilaian yakni jenis penilaian portofolio dan bentuk pembelajaran yakni model pembelajaran berbasis portofolio.
Model pembelajaran berbasis portofolio dalam PKn merupakan bentuk dari praktek belajar pendidikan kewarganegaraan melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Secara garis besar, model pembelajaran berbasis portofolio dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Mengidentifikasi masalah
2)      Memilih satu masalah
3)      Mengumpulkan informasi
4)      Membuat portofolio ( dalam bentuk tayangan)
5)      Menyajikan portofolio ( seksi penayangan dan seksi dokumentasi)
6)      Refleksi
Dalam langkah ini kelas dibagi menjadi 4 kelompok portofolio, yaitu
a)      Kelompok portofolio I dengan tugas Menjelaskan Masalah
b)      Kelompok portofolio II dengan tugas Mengkaji Alternatif Pemecahan Masalah atau Menilai Kebijakan Alternatif
c)      Kelompok portofolio III dengan tugas Mengusulkan Kebijakan Pemecahan Masalah atau Menilai Kebijakan Publik
d)      Kelompok portofolio IV dengan tugas Membuat Rencana Tindakan
Kriteria menilai portofolio
1)      Kelengkapan
2)      Kejelasan
3)      Informasi
4)      Dukungan
5)      Grafik
6)      Dokumentasi
7)      Kekonstutisionalan
E.     Kesimpulan
Pada bab pembahasan telah diuraikan model-model pembelajaran. Banyak jenis model pembelajaran yang dipilih yaitu;
1)      Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
2)      Pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning / CTL)
3)      Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan ( Problem Solving, Discovery Learning)
4)      Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning)
5)      Pembelajaran Terpadu ( Tematik dan PBL)
6)      Quantum Learning serta
7)      Belajar berbasis aneka sumber belajar (open learning, distance learning dan flexsible learning)
Model-model ini dapat dipilih dan dikombinasikan/ dikembangkan sesuai keperluan perancang pembelajaran.
Disamping model pembelajaran, ada berbagai jenis metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. Ada 9 metode yang diuraikan dalam bab pembahasan diatas yaitu,
1)      Metode Ceramah
2)      Metode Tanya-jawab
3)      Metode Diskusi
4)      Metode Kerja Kelompok
5)      Metode Demonstrasi dan Eksperimen
6)      Metode Sosiodrama & bermain peran
7)      Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
8)      Metode Drill ( Latihan ) dan
9)      Metode Karyawisata
Metode/model pembelajaran yang paling tepat dan layak digunakan untuk PKn adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Sebagai suatu proses pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dasim Budimansyah, 2002). Portofolion diwujudkan dalam bentuk penilaian yakni jenis penilaian portofolio dan bentuk pembelajaran yakni model pembelajaran berbasis portofolio.Model pembelajaran berbasis portofolio dalam PKn merupakan bentuk dari praktek belajar pendidikan kewarganegaraan melalui pengalaman belajar praktik-empirik.
A.    Saran
Sebagai calon guru khususnya guru sekolah dasar, sebaiknya tidak hanya mempelajari materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Tetapi juga harus memperhatikan apa-apa yang menjadi pendukung agar terlaksana proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta:Yuma Pustaka
Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaiful Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Renika        Cipta.


 



0 komentar: