Guest book
Popular Posts
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian ANALISIS KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 MAPEL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: Dewi Wulandari NI...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PERBANDINGAN KEMAMPUAN SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DENGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian MODEL PEMBELAJARAN PKN Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Ke...
-
Artikel Ilmiah TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA KOTA SOLO Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidik...
-
E PISTIMOLOGI M ULTIKULTURALISME Mahfud Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : ...
-
Resensi MULTIKULTURALISME DAN KEWARGANEGARAAN DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN INDONESIA Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Stu...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PERENCANAAN PEMBELAJARAN PKN Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasil...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian KOMUNIKASI POLITIK Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarg...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian ANALISIS SISTEM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 DITINJAU DARI SISI KEDAULATAN RAKYAT & DEMOKRASI Oleh...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Diberdayakan oleh Blogger.
Site Categories
Mengenai Saya
About
Rabu, 27 April 2016
Artikel Ilmiah Non-Penelitian
Oleh: Dewi Wulandari
NIM K6413020
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
A. Pendahuluan
Setiap
guru harus dapat memilih metode yang sesuai untuk suatu mata pelajaran
tertentu, materi tertentu, bahjan untuk peserta didik tertentu. Banyak jenis
model pembelajaran yang dikembangkan saat ini, demikian metode pembelajaran.
Tiap model maupun metode pembelajaran memiliki karakteristik tertentu dengan
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Disinilah perlunya seorang guru untuk
memahami setiap model maupun metode pembelajaran yang ada sehingga dapat
memilih sesuai yang diinginkan. Hal tersebut yang melatarbelakangi penulis
dalam penyusunan laporan ini. Selain membahas mengenai metode atau model
pembelajaran yang ada, penulis juga akan membahas tentang metode atau model
pembelajaran yang paling tepat untuk PKn.
B.
Jenis-jenis
Model Pembelajaran
1.
Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
Prinsip
pokok:
Ø Melibatkan
sekitar 2 sampai 6 orang
Ø Memecahkan
masalah bersama dalam kelompok (saling tukar pemdapat, berbagi pengalaman)
Ø Berdiskusi
untuk memecahkan masalah menjadi milik bersama.
Ø Adanya
ketergantungan yang positif.
Bentuk-bentuk belajar kolaboratif
(Slavin, 2009)
a.
Student Teams Achievment Divisions
(STAD)
Langkah-langkah:
1)
Presentasi guru. Siswa harus
memperhatikan dengan cermat agar keberhasilan dapat dicapai.
2)
Pembentukan kelompok (tim). Fungsi
utamanya untuk membantu anggotanya belajar (memahami materi).
3)
Kuis. Dilaksanakann setelah guru
presentasi atau menjelaskan materi. Pada saat kuis, peserta didik tidak
diperbolehkan saling membantu.
4)
Peningkatan nilai individual.
Setiap peserta didik memberikan kontribusi maksimal kepada timnya. Tiap peserta
didik diberi nilai dasar (nilai individual) dari nilai rata-rata kinerja
terakhir. Disini peserta didik memberi point untuk timnya.
5)
Pengakuan tim. Tim memperoleh
sertifikat atau penghargaan jika nilai rata-rata mencapai standar atau kriteria
yang ditetapkan.
b.
Teams Games Tournament (TGT)
Langkah-langkah :
1)
Identifikasi masalah
2)
Pembahasan masalah dalam kelompok
3)
Presentasi hasil bahasan kelompok
(dalam bentuk turnamen)
4)
Kuis
5)
Penguatan guru/ penghargaan
c.
Jigsaw
–
Adanya bahan ajar
–
Dibentuk kelompok dari beberapa orang
yang tingkat heterogenitas yang tinggi. Disamping itu juga ada kelompok homogen
yang menjadi per tutor bagi teman-temannya sekelompok. Secara keseluruhan Jigsaw ini melakukan lima langkah yaitu,
peserta membaca bahan ajar, diskusi kelompok ahli (homogen), diskusi kelompok
peserta didik (kelompok heterogen), tes/kuis akhirnya ada penguatan guru
(penghargaan)
2.
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL)
Johnson (2002) mendefinisikan CTL sebagi suatu proses pembelajaran yang bertujuan untuk membantu
peseta didik memahami makna materi-materi akademik yang dipelajari dengan
menghubungkan mata pelajaran dengan konsteks kehidupan sehari-hari, berarti
dengan konteks persoalan sosial dan lingkungannya. Langkah-langkahnya :
1)
Kembangkan pemikiran bahwa anak
akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi
sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya (Kontruktivisme)
2)
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiri untuk semua topik (Inquiri)
3)
Kembangkan sifat ingin tahu siswa
dengan bertanya (Bertanya)
4)
Cipyakan masyarakat belajar
(Masyarakat Belajar)
5)
Hadirkan model sebagai contoh
pembelajaran (Permodelan)
6)
Lakukan refleksi di akhir pertemuan
(Refleksi)
7)
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara (Penilaian nyata)
3.
Belajar
Memecahkan Masalah dan Penemuan ( problem
solving, discovery inquiry)
a.
Belajar
memecahkan masalah ( problem solving)
Pemecahan masalah
diajarkan dengan tujuan menyiapkan peserta didik untuk memecahkan maslah dalam
kehidupan sehari-hari. Ada tiga tingkat problem solving yang digambarkan
sebagai berikut:
Tingkat
|
I
|
II
|
III
|
Mengidentifikasi
masalah
|
Dimunculkan oleh guru
atau buku teks
|
Dimunculkan oleh guru
atau buku teks
|
Dimunculkan oleh
peserta didik
|
Proses penecahan
masalah
|
Ditetapkan oleh guru
atau buku teks
|
Ditetapkan oleh
peserta didik
|
Ditetapkan oleh
peserta didik
|
Penerapan solusi
tentatif
|
Ditentukan oleh
peserta didik
|
Ditetapkan oleh
peserta didik
|
Ditetapkan oleh peserta
didik
|
b.
Belajar
Penemuan ( Discovery Learning)
Melalui penemuan,
peserta didik belajar secara intensif dengan mengikuti metode investigasi
ilmiah dibawah supervisi guru. Jadi belajar dirancang, disupervisi, diikuti
metode investigasi
Model umum investigasi
ilmiah
![]() |
à Sadar adanya masalah, tulis masalah sistemik
![]() |
N Ã Menyarankan kemungkinan uji hipotesis
![]() |
Ã
Pengumpulan bukti, mengadakan eksperimen, survei
![]() |
à Mengembangkan
pernyataan pendukung data, uji hipotesis, tetapkan pola, keismpulan.
![]() |
Ã
Menghasilkan data baru dan revisi
c.
Belajar
Inkuiri ( inquiry learning )
Belajar inkuiri
dasarnya adalah pemecahan masalah. Inkuiri lebih menekankan pada proses
investigasi masalah, berarti disini tidak memerlukan pemecahan masalah. Disini
kemungkinan peserta didik menggunakan pendekatan intuitif dalam memecahkan
masalah. Untuk melakukan kegiatan belajar jenis inim diperlukan pengalaman
personal yang tinggi bagi keterlibatan individu. Individu diberi
kesempatanuntuk mengaplikasikan kemampuannya secara total dengan
mempertimbangkan talenta, ide, skill yang dimiliki.
4.
Belajar
melalui pengalaman (Experiential
Learning)
Merupakan paradigma kontruktivistik
dimana peserta didik belajar dengan mencocokkan pengetahuan dan pengalaman
baru, dengan mengganti dan memperluas pengetahuan lama. Dengan experiential
learning, pengalaman seseorang bertambah melalui kehidupan, pendidikan dan
bekerja. Segala sesuatu diketahui melalui refleksi pengalaman. Belajar dalam
konteks akademik mempengaruhi pendekatan individu terhadap dunia secara
positif. Oleh karena itu, peserta didik (mahasiswa) hanya mengertu kapan dan
bagaimana mentransfer pengetahuan. Kegiatan belajar dosen dan mahasiswa dalam
belajar akademik :
Kegiatan
mahasiswa
–
Memahami ide-ide yang baik
–
Memahami signifikansi gagasan
–
Eksperimen praktis
–
Mempraktekan ide-ide teoritis
Kegiatan
dosen
–
Mempersiapkan mahasiswa dalam konteks
–
Memberi contoh, studi kasus
–
Membuat belajar relevan
Penggunaan
pengalaman (eksperimen di laboratorium)
–
Peserta didik diminta melakukan tugas
dan mengamati hasilnya
–
Individual atau tim
–
Metode : preskriptif, hasilnya diketahui
–
Mempraktekan teknik, ketrampilan atau
observasi dan rekaman yang menunjukkan relevansi teori dan hasil
–
Refleksi kritis dari pengalaman
–
Dengan sengaja difokuskan pada
signifikansi pengamatan
5.
Pembelajaran
Terpadu ( Integrated Learning)
Pembelajaran terpadu adalah metode
pengorganisasian isi pembelajaran dengan memanfaatkan bidang-bidang studi atau
mata pelajaran yang sesuai untuk mengembangkan konsep-konsep yang dipilih oleh
guru.
a.
Connected ( Keterhubungan )
Salah
satu model paling sederhana dari pembelajaran terpadu dimana dalam tiap mata
pelajaran, materi pelajaran dihubungkan dari topik ke topik, konsep ke konsep,
pelajaran hari ini ke pelajaran minggu berikutnya secara eksplisit.
b.
Pembelajaran
Tematik ( jaring laba-laba)
Langkah-langkah
pembelajaran
1)
Pilih tema atau topik yang akan
dipelajari sebagai bagian dari pembelajaran terpadu. Tema yang dipilih harus
luas, sehingga peserta didik dapat menginvestigasi berbagai konsep yang
berkaitan.
2)
Tentukan konsep-konsep yang akan
dikembangkan melalui pembelajaran terpadu. Konsep-konsep tersebut didaftarkan
dalam bentuk pernyataan untuk menentukan secara pasti apa yang dipelajari.
3)
Tentukan kegiatan-kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk menginvestigasi konsep-konsep yang terdaftar tersebut.
Misalnya apakah melakukan sesuatu, menggambar untuk mengilustrasikan
pengamatan, brainstorming dsb.
4)
Tentukan mata pelajaran apa saja
yang terkait dengan suatu konsep.
5)
Mereview kegiatan-kegiatan dan mata
pelajaran yang terkait dalam pembelajaran terpadu.mengorganisasikan materi
untyuk mempermudah pendistribusian dan penggunaannya apakah kegiatan nanti
dilakukan berkelompok atau individual.
6)
Menentukan urutan kegiatan yang
akan disajikan dikelas.
7)
Mengadakan diskusi tindak lanjut.
c.
Problem-Based Learning (PBL)
Bentuk
lain dari pembelajaran terpadu adalah
pembelajaran berbasis masalah (problem-based
learning). Bedanya dengan problem solving yaitu bahwa problem-based
learning memadukan berbagai disiplin ilmu dalam memecahkan masalah.
Langkah-langkahnya
1)
Peserta didik mengidentifikasi
kata-kata atau istilah yang kurang jelas. Kata atau istilah yang masih
diperdebatkan oleh kelompok, ditulis dipapan tukis.
2)
Mendefinisikan masalah. Sesi ini
terbuka bagi anggota untuk mengutarakan dan menampung pendapat tentang masalah
yang terdapat pada langkah pertama.
3)
Sumbangsaran kemingkinan hipotesis
dan penjelasan.
4)
Penjelasan ke dalam pemecahan
tentatif. Peserta didik mencoba merinci masalah dan membandingkan dengan
hipotesis yang sedang dikembangkan, sudah cocok atau belum.
5)
Kelompok menyusun tujuan belajar.
Tutor menorong agar inti tujusn belajar menjadi fokus, tidak terlampaui atau
melebar superfisial serta dapat terselesaikan dalam waktu yang tersedia.
6)
Mengumpulkan informasi (buku,
internet, hasil riset, bertanya kepada pakar dsb)
7)
Berbagi hasil.
6.
Quantum Learning
Quantum
learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimennya
tentang suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil
situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau
negatif. Sesuai dengan paradigma yang mendasarinya (konstruktivistik) maka
pelajaran quantum mengedepankan kebebasan, santai, menakjubkan, menyenagkan dan
menggairahkan.
Kerangka
rancangan pembelajaran quantum
Gubahan
“TANDUR” merupakan kerangka
perencanaan pembelajaran quantum.
T = “Tumbuhkan”; minat
dengan mengatakan “Apakah Manfaatnya Bagiku (AMBAK) dan manfaatkan peserta
didik.
A = “Alami”; ciptakan
atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti
semua peserta didik.
N = “Namai”; sediakan kata
kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah masukan.
D = “Demonstrasikan”; sediakan
kesempatan bagi pendidik untuk menunjukkan
bahwa mereka tahu.
U = “Ulangi”; tunjukkan
kepada peserta didik cara-cara mengulang materi dan menegaskan “aku
tahu bahwa aku memang tahu”
R = “Rayakan”; pengakuan untuk suatu
penyelesaian, partisipasi, pemerolehan
pengetahuan ketrampilan.
7.
Resource-Based Learning
a.
Open learning
Belajar
terbuka dapat dilakukan oleh semua orang dan dari semua umur, pria, wanita,
anak-anak, pekerja, ibu rumah tangga, yang dilakukan untuk orang lain dirumah,
orang cacat, yang tidak dapat menjangkau pusat kelas. Belajar terbuka dalam
konteks yang lebih luas juga menawarkan kepada peserta didik pilihan tentang,
–
Diamana peserta didik dapat belajar
dirumah, tempat kerja, dimobil, kereta api dll
–
Kapan peserta didik akan belajar, pagi
hari sebelum kerja, ketika anak-anak sedang sekolah, saat bekerja, atau sesudah
bekerja atau pada jam tanggung jawab rumah tangga.
–
Bagaimana peserta didik akan belajar, di
Universitas Terbuka, kursus bisnis yang menggunakan buku kerja, video, latihan
berbasis komputer atau semuat itu, termasuk audiotape.
–
Langkah/strategi belajar, tidak
disiapkan oleh guru, atau orang lain atau dalam kelas berbagi (sharing)
–
Bebas dari interupsi
b.
Belajar
jarak jauh (Distance learning)
Belajar
melalui korespondensi (surat-menyurat) dimana peserta didik mendapatkan
tugas-tugas, dikerjakan lalu dikembalikan lagi kepada tutor untuk diberi
komentar dan dinilai.
c.
Fleksibel learning
Merupakan cara belajar
dengan menggunakan segala bentuk sumber belajar.
C.
Metode
Pembelajaran
Ada beberapa macam metode pembelajaran
yang banyak digunakan didalam kelas, yang akan diuraikan dalam laporan ini.
Pemakaian variasi model selain tidak membosankan, pada suatu saat dapat
mengatasi kekurangan gurun dalam hal-hal tertentu. Misalnya saja jika guru yang
kurang pandai dalam berbicara, uraiannya akan terasa kering untuk itu guru
dapat mengatasinya dengan mudah, dengan menguraikan sedikit saja kemudian
diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga
kekurangan dalam berbicara dapat ditutup dengan metode pembelajaran yang
digunakan.
1.
Metode
Ceramah
Metode ceramah adalah
penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan penjelasan secara lisan
kepada siswa. Penggunaan metode ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru.
Hal ini karena metode ceramah mudah disajikan dan tidak banyak memerlukan
media.
Langkah-langkah dibawah ini dapat
dipakai untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
1)
Menetapkan tujuan ceramah
2)
Setelah menetapkan tujuan, harus
diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut.\
3)
Menyusun ceramah dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
–
Bahan ceramah dapat dimengerti dengan
jelas.
–
Dapat menangkap perhatian peserta didik.
–
Memperlihatkan kepada pendengar bahwa
bahan yang diperoleh berguna bagi kehidupannya.
4)
Menanamkan pengertian yang jelas.
Guru memulai pembicaraan dengan suatu ringkasan tentang pokok-pokok yang akan
diuraikan. Kemudian menyusun bagian dan pokok bahasan yang merupakan inti, dan
akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu.
5)
Menangkap perhatian peserta didik
dengan menunjukkan penggunaannya. Peserta didik akan tertarik bila melihat
apabila yang dipelajari berguna bagi kehidupannya.
2.
Metode
Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara
penyampaian suatu pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa
atau dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui
jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab, guru dan siswa
sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar mereka tidak tergantung pada
keaktifan guru. Langkah-langkahnya sbb; (syaiful Bahri Djamarah dan Aswan,1995:113)
1)
Kegiatan persiapan
Merumuskan tujuan
pembelajaran dan mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan harus selalu
dilakukan terebih dahulu, kemudian mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang
akan ditanyakan dalam pembelajaran.
2)
Kegiatan pelaksanaan
–
Mengajukan pertanyaan-pertayaan mengenai
materi pelajaran.
–
Menggunakan keterampilan bertanya dasar
dan lanjutan seperti memberi acuan, pemusatan, menggilir, memberi waktu
berpikir, memberi tuntunan, mengajukan pertanyaan melacak dan sebagainya.
–
Memberikan penguatan pada siswa yang
berhasil menjawab
–
Memberi tuntunan bagi siswa yang tidak
bisa menjawab pertanyaan guru atau siswa yang jawabanya salah atau kurang
tepat.
–
Melemparkan pertanyaan dari siswa kepada
siswa lain.
3)
Kegiatan akhir
–
Meminta siswa merangkum isi pelajaran
yang dilaksanakan
–
Evaluasi
–
Tindak lanjut
3.
Metode
Diskusi
Metode diskusi adalah
cara memecahkan masalah yang dipelajari melalui urun pendapat dalam diskusi
kelompok. Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi
peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru
masih menjadi kendali utama.
Langkah-langkah
yang perlu dipahami dan dipakai sebagai pedoman menuntun diskusi kelas adalah :
1)
Persiapan
–
Memberikan
kondisi belajar siswa (kegiatan awal)
–
Memberikan
informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi
–
Mempersiapkan
sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu
pelaksanaan diskusi
2)
Pelaksanaan
–
Siswa
melakukan diskusi
–
Guru
merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi
–
Memberikan
kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif
–
Mencatat
tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting
3)
Evaluasi
–
Memberikan
tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi
–
Menilai hasil
diskusi (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan,1995:113)
4.
Metode
Kerja Kelompok
Metode
kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam
kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok.
Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas
tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh
guru.
5.
Metode
Demonstrasi Dan Eksperimen
Langkah-langkah pelaksanaan Metode
Demonstrasi
1)
Kegiatan persiapan
Merumuskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan harus selalu dilakukan terlebih
dahulu, kemudian menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi dan
melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan peralatan yang
diperlukan.
2)
Kegiatan pelaksanaan
Kegiatan pembukaan
–
Atur tempat duduk yang memungkinkan
setiap siswa dapat melihat demonstrasi dari guru
–
Tanyakan pelajaran sebelumnya
–
Timbulkan motivasi siswa dengan
mengemukakan suatu kasus di kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
pelajaran yang akan disampaikan.
–
Kemukakan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti
Hal -hal harus diperhatikan dalam
kegiatan inti adalah :
–
Mulai dengan demonstrasi yang sesuai
dengan yang telah dipersiapkan guru.
–
Pusatkan perhatian siswa pada hal-hal
yang harus dikuasai oleh siswa dari demonstrasi yang dilakukan.
–
Memberikan kesempatan siswa untuk aktif
dan kritis, serta memberikan kesempatan bertanya.
Kegiatan akhir
–
Meminta siswa merangkum isi pelajaran
yang dilaksanakan
–
Evaluasi
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan
kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Dengan metode ini anak didik diharapkan sepenuhnya
terlibat merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, menemukan fakta,
mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang
dihadapinya secara nyata.
6.
Metode
Sisiodrama Dan Bermain Peranan
Langkah-langkah :
1)
Guru memperkenalkan siosiodrama ini
dengan ikut serta memainkan kejadian sederhana bersama seseorang atau dua orang
peserta didik.
2)
Guru menceritakan sebuah kisah.
3)
Guru menunjuk beberapa orang untuk
berperan sebagai pelaku yang ada dikisah tersebut.
4)
Guru menentukan dengan jelas
masalah dan peran yang harus dimainkan oleh para pelaku.
5)
Guru menetapkan peranan pendengar
dengan cara guru sering memperingatkan pendengar agar dapat menjaga suasana
yang tenang sehingga pemain dapat melakukan perannya dengan baik.
6)
Guru menyarankan kalimat
pertama/pembuka.
7)
Guru menghentikan sosiodrama pada
detik-detik masalah diskusi umum.
8)
Guru memberikan kesempatan kepada
pendengar (peserta didik) untuk memberikan pendapat atau mencari pemecahan
masalah dengan cara-cara yang lain, kemudian diambil kesimpulannya.
7.
Metode
Pemberian Tugas Belajar Dan Resitasi
Pemberian
tugas merupakan seperangkat soal-soal yang diberikan kepada siswa untuk
dikerjakan di luar jam pelajaran, soal-soal tersebut disusun sedemikian rupa
dengan mengacu pada tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dalam setiap
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagaimana yang dijelaskan oleh Mulyasa
(2007 : 113) bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung
secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Tugas harus direncanakan secara
jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
2)
Tugas yang diberikan harus dapat
dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya,
berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan
lain-lain.
3)
Apabila tugas tersebut berupa tugas
kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara
aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut
diselesaikan di luar kelas.
4)
Perlu diupayakan guru mengontrol proses
penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan
di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui
konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus
diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan
laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
5)
Berikanlah penilaian secara
proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang
diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi
perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut.
Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal
ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan
bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.
8.
Metode
Drill (Latihan)
Drill merupakan suatu cara mengajar
dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari peserta
didik sehingga memperoleh suatu ketrampilan tertentu. Kata latihan mengandung
arti bahwa sesuatu itu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara
situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis menyebabkan
peserta didik melatih ketrampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah
kondisinya sehingga menuntut respon yang berubah, maka ketrampilan akan lebih
disempurnakan. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Drill
1)
Kegiatan guru
–
Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan atau
perintah-perintah beserta jawabannya.
–
Mengajukan pertanyaan secara lisan,
tertulis, atau memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
–
Mendengarkan jawaban lisan atau
memeriksa jawaban tertulis atau melihat gerakan yang dilakukan.
–
Mengajukan kembali berulang-ulang
pertanyaan atau perintah yang telah diajukan dan didengar jawabannya.
2)
Kegiatan murid
–
Mendengarkan baik-baik pertanyaan atau
perintah yang diajukan guru kepadanya.
–
Menjawab secara lisan atau tertulis atau
melakukan gerakan seperti yang diperintahkan.
–
Mengulang kembali jawaban atau gerakan
sebanyak permintaan guru.
–
Mendengarkan pertanyaan atau perintah
berikutnya.
9.
Metode
Karyawisata
Langkah-langkah pelaksanaannya:
1)
Persiapan
Merencanakan tujuan
karyawisata. Ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru untuk mengadakan
survei ke obyek yang akan dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus
diperoleh data tentang obyek, antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang akan
dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi.
2)
Perencanaan
–
Hasil survei dibicarakan bersama dalam
rangka menyusun perencanaan yang meliputi;
tujuan karyawisata, pembagian objek, jenis objek sesuai dengan tujuan,
serta jumlah peserta didik.
–
Dibentuk panitia
–
Menentukan metode pengumpulan data
mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung, dokumentasi.
–
Penyusunan acara selama karyawisata
berlangsung.
–
Mengurus perizinan
–
Menentukan biaya, penginapan, konsumsi
serta peralatan yang diperlukan.
3)
Pelaksanaan
Peserta didik
melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana
kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing bila perlu menegur sekiranya
ada peserta didik yang kurang menaati tata tertib sesuai acara.
4)
Pembuatan laporan
Hasil yang diperoleh
dari kegiatan karyawisata dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati
bersama.
D.
Metode
/ Model Pembelajaran Yang Paling Sesuai Untuk Pkn
Metode/model pembelajaran yang paling
tepat dan layak digunakan untuk PKn adalah model pembelajaran berbasis
portofolio. Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk
berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab. Sebagai
suatu proses pedagogis, portofolio adalah collection of learning experience
yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan,
ketrampilan dan sikap (Dasim Budimansyah, 2002). Portofolion diwujudkan dalam
bentuk penilaian yakni jenis penilaian portofolio dan bentuk pembelajaran yakni
model pembelajaran berbasis portofolio.
Model pembelajaran berbasis portofolio
dalam PKn merupakan bentuk dari praktek belajar pendidikan kewarganegaraan
melalui pengalaman belajar praktik-empirik. Secara garis besar, model
pembelajaran berbasis portofolio dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1)
Mengidentifikasi masalah
2)
Memilih satu masalah
3)
Mengumpulkan informasi
4)
Membuat portofolio ( dalam bentuk
tayangan)
5)
Menyajikan portofolio ( seksi
penayangan dan seksi dokumentasi)
6)
Refleksi
Dalam
langkah ini kelas dibagi menjadi 4 kelompok portofolio, yaitu
a)
Kelompok portofolio I dengan tugas Menjelaskan Masalah
b)
Kelompok portofolio II dengan tugas
Mengkaji Alternatif Pemecahan Masalah atau
Menilai Kebijakan Alternatif
c)
Kelompok portofolio III dengan
tugas Mengusulkan Kebijakan Pemecahan
Masalah atau Menilai Kebijakan
Publik
d)
Kelompok portofolio IV dengan tugas
Membuat Rencana Tindakan
Kriteria
menilai portofolio
1)
Kelengkapan
2)
Kejelasan
3)
Informasi
4)
Dukungan
5)
Grafik
6)
Dokumentasi
7)
Kekonstutisionalan
E.
Kesimpulan
Pada
bab pembahasan telah diuraikan model-model pembelajaran. Banyak jenis model
pembelajaran yang dipilih yaitu;
1)
Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
2)
Pembelajaran Kontekstual (Contexstual Teaching and Learning / CTL)
3)
Belajar Memecahkan Masalah dan
Penemuan ( Problem Solving, Discovery
Learning)
4)
Belajar Melalui Pengalaman (Experiential Learning)
5)
Pembelajaran Terpadu ( Tematik dan
PBL)
6)
Quantum
Learning serta
7)
Belajar berbasis aneka sumber
belajar (open learning, distance learning
dan flexsible learning)
Model-model
ini dapat dipilih dan dikombinasikan/ dikembangkan sesuai keperluan perancang
pembelajaran.
Disamping model pembelajaran, ada
berbagai jenis metode pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru. Ada 9 metode
yang diuraikan dalam bab pembahasan diatas yaitu,
1)
Metode Ceramah
2)
Metode Tanya-jawab
3)
Metode Diskusi
4)
Metode Kerja Kelompok
5)
Metode Demonstrasi dan Eksperimen
6)
Metode Sosiodrama & bermain
peran
7)
Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
8)
Metode Drill ( Latihan ) dan
9)
Metode Karyawisata
Metode/model pembelajaran yang paling
tepat dan layak digunakan untuk PKn adalah model pembelajaran berbasis
portofolio. Dalam model Pembelajaran Berbasis Portofolio siswa dituntut untuk
berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif dan bertanggung jawab.
Sebagai suatu proses pedagogis, portofolio adalah collection of learning
experience yang terdapat dalam pikiran peserta didik yang berwujud pengetahuan,
ketrampilan dan sikap (Dasim Budimansyah, 2002). Portofolion diwujudkan dalam
bentuk penilaian yakni jenis penilaian portofolio dan bentuk pembelajaran yakni
model pembelajaran berbasis portofolio.Model pembelajaran berbasis portofolio
dalam PKn merupakan bentuk dari praktek belajar pendidikan kewarganegaraan
melalui pengalaman belajar praktik-empirik.
A.
Saran
Sebagai
calon guru khususnya guru sekolah dasar, sebaiknya tidak hanya mempelajari
materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Tetapi juga harus
memperhatikan apa-apa yang menjadi pendukung agar terlaksana proses belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Anitah
Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta:Yuma
Pustaka
Mulyasa.
2007. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaiful
Djamarah dan Aswan Zain. 1995. Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta: Renika Cipta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar