Guest book
Popular Posts
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian ANALISIS KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 MAPEL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: Dewi Wulandari NI...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PERBANDINGAN KEMAMPUAN SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA ERA ORDE BARU DENGAN DEMOKRASI PANCASILA ERA ...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian MODEL PEMBELAJARAN PKN Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Ke...
-
Artikel Ilmiah TAMAN BALEKAMBANG SEBAGAI PEMBENTUK ESTETIKA KOTA SOLO Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidik...
-
E PISTIMOLOGI M ULTIKULTURALISME Mahfud Choirul. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta : ...
-
Resensi MULTIKULTURALISME DAN KEWARGANEGARAAN DI MALAYSIA, SINGAPURA DAN INDONESIA Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Stu...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PERENCANAAN PEMBELAJARAN PKN Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasil...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian KOMUNIKASI POLITIK Oleh: Dewi Wulandari NIM K6413020 Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarg...
-
Artikel Ilmiah Non-Penelitian ANALISIS SISTEM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 DITINJAU DARI SISI KEDAULATAN RAKYAT & DEMOKRASI Oleh...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Diberdayakan oleh Blogger.
Site Categories
Mengenai Saya
About
Rabu, 27 April 2016
Artikel Ilmiah Non-Penelitian
PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
Oleh: Dewi Wulandari
NIM K6413020
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
A. Pendahuluan
Tujuan
pendidikan adalah untuk menjadikan warga negara yang baik haruslah menjadi
kepedulian utama suatu bangsa. Pendidikan Ilmu Sosial yang berkembang di
Indonesia didasarkan pada materi yang dianggap penting dan relevan dalam upaya
mencapai tujuan pendidikan. Materi tersebut disusun dengan mengkaji masalah
yang ada disekitar kemudian mengumpulkan informasi yang berupa fakta di
lapangan lalu difikirkan sebuah konsep yang melahirkan suatu teori yang berupa
dalil yang dapat melahirkan hukum baru. Teori tersebut akan tetap bertahan selama
belum muncul teori yang baru. Pendekatan
yang dipakai dalam Pendidikan Ilmu Sosial yakni ada 3 yaitu pendekatan secara
terpisah, pendekatan yang berhubungan dan pendekatan yang terpadu. Makalah ini
disusun untuk memberikan ulasan singkat mengenai pendekatan-pendekatan tersebut
serta mencoba memberikan sedikit contoh dari ketiga pendekatan tersebut.
B. Pendekatan Terpisah
Melalui
pendidikan ilmu sosial yang diajarkan secara terpisah cara berfikir intelektual
akan terlatih dengan baik. Pembelajaran akan menjurus pada cara berfikir,
prosedur kerja, dan memahami berbagai pengertian teori-teori serta konsep
penting dalam disiplin ilmu pengetahuan secara jelas. Pemikiran kritis,
keterampilan prosedural dan proses hanya dimiliki oleh setiap disiplin secara
terpisah-pisah. Pemikiran pendidikan yang demikian berkembang di Indonesia
bahkan dapat dikatakan bahwa ilmuan di luar bidang pendidikan pada dasarnya
memiliki pemikiran yang demikian.
Pendidikan
ilmu sosial yang menggunakan pendekatan terpisah lebih menguntungkan siswa karena
siswa tidak perlu berfikir dalam dimensi yang sangat luas. Sudah sejak awal
cara berfikir siswa terkendali untuk memperhatikan hal-hal tertentu yang
menjadi kepedulian ilmu itu. Apa hubungannya fenomena yang dikaji dengan
sesuatu yang serupa atau hampir sama yang menjadi kajian disiplin ilmu lainnya
bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan.
Pada
dasarnya ilmu adalah suatu hasil kajian abstrak terhadap fenomena yang ada.
Fenomena itu berasal dari suatu kegiatan utuh lapangan yang dilakukan oleh
sekolompok manusia. Contoh dari pendekatan terpisah ini misalnya meninjau
tentang masalah ekonomi saja,
Bapak
Warsito adalah seorang pengusaha batik yang sangat terkenal di Kota Solo. Usaha
batik tersebut ia rintis selama 5 tahun yang lalu dan berkat usaha beliau
sekarang mempunyai otlet-otlet yang tersebar di Kota Solo. Bapak Warsito menjual batik-batik tersebut
mulai dari kisaran harga Rp. 50.000 sampai dengan jutaan rupiah tergantung
kwalitas kain yang digunakan. Bapak Warsito menjual batiknya dengan harga yang
murah ketika konsumen membeli secara grosir. Jika sebuah baju dijual dengan
harga Rp. 75.000 maka harga baju tersebut menjadi Rp. 70.000 ketika konsumen
membeli secara grosir. Omset penjualan yang dapat diperoleh dari 4 otlet itu
berkisar 80-100 juta perbulan. Penjualan meningkat tajam ketika menjelang
lebaran. Berkat suksesnya usaha batik tersebut, Bapak Warsito dapat mencukupi
semua keperluan hidup keluarganya dan dapat menyekolahkan anak-anaknya sampai
ke jenjang pendidikan tinggi di luar negeri.
C.
Pendekatan
Berhubungan
Keterhubungan
fenomena akan memberikan konsekuensi terhadap keterhubungan antardisiplin
ilmu-ilmu sosial. keterhubungan ilmu itu akan memberikan dampak pendidikan yang
sangat luas tanpa kehilangan arti dan pemikiran dalam disiplin. Pendekatan
berhubungan atau korelasi yang bersifat interdisiplin yaitu satu disiplin
ilmu-ilmu sosial yang dijadikan disiplin utama dalam mengungkapkan dan menjadi andalan
dalam melihat suatu masalah. Kemudian untuk memantapkan kajian maka disiplin
utama tadi dibantu oleh berbagai disiplin lain dalam ilmu-ilmu sosial, bahkan
apabila perlu diluar ilmu sosial.
Contoh
dari penerapan pendekatan ini yaitu menghubungkan aspek ekonomi dengan aspek
geografi :
Beberapa
kota besar di Indonesia sangat padat. Tingginya kepadatan penduduk menyebabkan masalah-masalah
sosial seperti pengangguran, kemiskinan, rendahnya pelayanan kesehatan,
meningkatnya tindak kejahatan, pemukiman kumuh, lingkungan tempat tinggal yang
tidak sehat, dan sebagainya. Tingkat perekonomian yang rendah membuat
masyarakat di kota besar seperti di Jakarta cenderung melakukan tindak kejahatan seperti perampokan.
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat yang tidak dibarengi dengan
ketersediannya sumber daya dan lahan yang cukup membuat pemenuhan kebutuhan
sangat sulit dilakukan sehingga keadaan tersebut menyebabkan munculnya
pemukiman-pemukiman kumuh yang padat penduduk. Masalah yang muncul dari
pemukiman yang padat tersebut adalah sampah yang pada akhirnya hanya dibuang
disungai yang memicu terjadinya banjir. Keadaan tersebut sangat memprihatinkan
jika terjadi di Ibukota negara yang menjadi tempat pusat pemerintahan negara.
Dari
contoh uraian di atas, bagaimana mereka berupaya memenuhi kebutuhan hidup di
kota besar yang faktanya sangat sulit mencari pekerjaan dan sebagainya yang
merupakan kajian dalam aspek ekonomi. Kemudian kajian ekonomi tersebut
dilanjutkan dengan masalah geografis yaitu terbatasnya lahan sehingga
memunculkan pemukiman-pemukiman penduduk yang padat dan kumuh.
D.
Pendekatan
Terpadu
Bentuk
pendekatan yang ketiga ini yaitu dinamakan multidisiplin atau keterpaduan. Dalam
pendekatan ini setiap kedudukan setiap disiplin ilmu dianggap sama, problema
yang sama dikaji dalam berbagai dimensi dengan pendekatan ilmu yang struktural.
Pendekatan ini dapat dikembangkan lebih mudah di tingkat kurikulum.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Ilmu Sosial akan dapat mengemukakan berbagai
topik dari suatu tema kehidupan besar dengan bantuan dari berbagai ahli
disiplin ilmu. Dalam tingkat pengajaran, pendekatan semacaam ini dapat
dilakukan tetapi tidak mungkin dilakukan setiap guru. Guru harus dapat
memanfaatkan guru lain dalam bentuk pengajaran tim atau diskusi panel dikelas. Contoh
bentuk penerapan pendekatan terpadu :
Kota
solo yang sekarang ini terkenal karena kebudayaan dan masyarakatnya yang ramah
menjadikan kota solo itu sendiri sebagai tempat tujuan wisata yang banyak
digemari oleh wisatawan domestik maupun manca negara (aspek geografis). Sebagai
tempat yang memiliki potensi tujuan wisata, di kota solo ada sebuah
perkampungan yang diberi nama kampung batik laweyan yang menjual berbagai
kerajinan yang terbuat dari kain batik. Usaha batik itu muncul karena pengrajin
batik meilhat adanya peluang usaha yang cukup menjanjikan (aspek ekonomi).
Mulai pada tahun 2008 diselenggarakan sebuah festival yaitu Solo Batik Carnival
yang bertujuan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke kota Solo.
Acara ini diselenggarakan atas inisiatif dari Walikota Solo yang sekarang ini
menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta karena sosoknya yang sangat merakyat dan
bijaksana (politik). Batik diajadikan sebagai bahan utama pembuatan kostum yang
akan digunakan pada saat festival sehingga digunakan sebagai ajang pengenalan
warisan kebudayaan Kota Solo.
E.
Simpulan
Melalui
pendidikan ilmu sosial yang diajarkan secara terpisah cara berfikir intelektual
akan terlatih dengan baik. Pembelajaran akan menjurus pada cara berfikir,
prosedur kerja, dan memahami berbagai pengertian teori-teori serta konsep
penting dalam disiplin ilmu pengetahuan secara jelas. Pemikiran kritis,
keterampilan prosedural dan proses hanya dimiliki oleh setiap disiplin secara
terpisah-pisah. Pemikiran pendidikan yang demikian berkembang di Indonesia
bahkan dapat dikatakan bahwa ilmuan di luar bidang pendidikan pada dasarnya
memiliki pemikiran yang demikian.
Keterhubungan
fenomena akan memberikan konsekuensi terhadap keterhubungan antardisiplin
ilmu-ilmu sosial. keterhubungan ilmu itu akan memberikan dampak pendidikan yang
sangat luas tanpa kehilangan arti dan pemikiran dalam disiplin. Pendekatan
berhubungan atau korelasi yang bersifat interdisiplin yaitu satu disiplin
ilmu-ilmu sosial yang dijadikan disiplin utama dalam mengungkapkan dan menjadi
andalan dalam melihat suatu masalah. Kemudian untuk memantapkan kajian maka
disiplin utama tadi dibantu oleh berbagai disiplin lain dalam ilmu-ilmu sosial,
bahkan apabila perlu diluar ilmu sosial.
Bentuk
pendekatan yang ketiga ini yaitu dinamakan multidisiplin atau keterpaduan.
Dalam pendekatan ini setiap kedudukan setiap disiplin ilmu dianggap sama,
problema yang sama dikaji dalam berbagai dimensi dengan pendekatan ilmu yang
struktural. Pendekatan ini dapat dikembangkan lebih mudah di tingkat kurikulum.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Ilmu Sosial akan dapat mengemukakan berbagai
topik dari suatu tema kehidupan besar dengan bantuan dari berbagai ahli
disiplin ilmu.
DAFTAR
PUSTAKA
Hassan,
S Hamid. Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta. 1996
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar