Guest book

script cbox kamu
Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
Sumber : http://ramadhanlmzero.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-buku-tamu-keren-di-blog.html#ixzz47H4OJJnc

Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Site Categories

About

Rabu, 27 April 2016


Artikel Ilmiah Non-Penelitian
KOMUNIKASI POLITIK
Oleh: Dewi Wulandari
NIM K6413020
Progam Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pola Komunikasi Politik
Komunikasi politik- transmisi informasi yang relevan secara politis dari satu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain, dan antara sistem sosial dan sistem politik- merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik. [1] dan  proses sosialisasi, partisipasi dan pengrekrutan tergantung pada komunikasi. Komunikasi dari pengetahuan, nilai-nilai dan sikap-sikap adalah fundamental bagi ketiga hal tadi, karena semuanya menentukan bentuk aktivitas politik yang bersangkutan.
Dalam komunikasi politik terdapat 3 unsur, yakni
          Sumber Informasi
          Saluran (media) &
          Penerima informasi (audience)
Jadi dalam suatu sistem komunikasi politik, sumber yang tipikal mungkin adalah seorang calon untuk pemilihan bagi suatu jabatan politik; pesannya merupakan serangkaian usul politik, salurannya berupa siaran televisi, pada waktu kampanye pemilihan umum, pidato umum dll, pendengarnya adalah anggota kelompok pemilih yang kebetulan memperhatikan siaran, dan umpan baliknya dalah persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap usul-usulnya.
Sumber informasi bisa berasal dari seseorang atau institusi yang mempunyai data dan bahan informasi (pemberitaan, wacana atau gagasan) untuk disebarkan kepada masyarakat luas.
1.      Komunikator Politik
Komunikator politik memainkan peran yang utama, terutama dalam proses opini publik. Karl Popper menegaskan bahwa para pemimpin menciptakan opini publik karena mereka berhasil membuat beberapa gagasan yang diterima, meskipun awalnya ditolak terlebih dahulu. Oleh karena itu opini publik dipahami sebagai tanggapan terhadap gagasan dan usaha komunikator dalam meyakinkan publik.
Dam Nimmo mengindentifikasi 3 kategori kominikator politik, yakni
a.       Politikus yang bertindak sebagai komunikator politik.
Politikus adalah orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk kegiatan berpolitik, politikus mencari pengaruh melalui komunikasi. Politikus berkomunikasi sebagai wakil suatu kelompok dan pesan-pesan politikus itu untuk mengajukan dan melindungi kelompoknya.
b.      Komunikator profesional dalam politik.
Seorang komunikator profesional menurut James Carey adalah orang makelar simbol, orang yang menerjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunikasi bahasa ke dalam istilah-istilah komunitas bahasa yang lain yang berbeda, tetapi menarik dan dimengerti.
c.       Aktivis atau komunikator paruh waktu (partime).
Adalah mereka yang terdapat dalam organisasi dan interpersonal yang terikat dalam jaringan media perintah. Pada umumnya mereka tidak menginginkan jabatan pada pemerintah, ia cukup terlibat baik dalam politik maupun dalam komunikasi sehingga dapat disebut aktivis politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik.
2.      Isi (pesan makna) Komunikasi Politik
Isi atau pesan dalam komunikasi politik terungkap dalam bentuk gelombang bahasa dan opini publik. Hal tersebut merupakan penjelasan dari apa yang dikatakan oleh komunikator politik.
Kegiatan simbolik adalah kata-kata dalam politik yang menjangkau uangkapan yang dikatakan atau dituliskan, kepada gambar, lukisan, foto, film dsb. Bahkan, kata-kata politik sering ditampilkan secara simbolik berupa, lambang-lambang, hal yang dilambangkan & interpretasi yang menciptakan lambang-lambang yang bermakna. Misalnya jika kita memikirkan selembar kain berwarna merah dan putih maka akan merujuk pada bendera lambang Negara Indonesia.
Bahasa merupakan hal yang yang penting dalam menyampaikan informasi. Namun, karena sifat bahasa itu terbatas dan abstrak, kesalahan dalam penggunaan bahasa ketika menyampaikan pesan sangat mungkin terjadi. Kesalahan-kesalahan tersebut yakni sebagai berikut.
a.       Kemandekan pada suatu abtraksi. Abstraksi level tinggi misalnya kata keadilan, umat kebebasan umat manusia. Ketika kata-kata tersebut dipakai dalam sebuah pesan yang tidak meyertakan kata-kata pada level abstraksi rendah, sulit untuk mengetahui apa yang disampaikan oleh pesan tersebut.
b.      Kegagalan dalam menyampaikan pesan karena pengenalan terhadap pendengar dan penonton tidak tepat, sehingga bahasa yang digunakan juga tidak tepat. Komunikator menyamakan anggota kelompok yang berbeda dengan kata lain komunikator menggeneralisasikan sebuah perbedaan kelompok.
c.       Hanya ada 2 kemungkinan jika dihadapkan pada banyak kemungkinan. Bahasa berperan dalam tendensi ini karena sering hanya ada dua kata berlawanan yang tersedia untuk mendeskripsikan sebuah situasi.
d.      Proyeksi tanpa sadar adalah tidak sengaja memproyeksikan pengalaman masa lalu, tujuan dan prasangka pada persepsi kita.
Agar pesan bisa efektif, tim kampanye perlu mendesain sebuah pesan sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku seperti yang diinginkan oleh komunikator. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a.       Strategi yang akan dipilih
b.      Pesannya relevan dengar pendengar dan penonton
c.       Pesan didesain untuk mendapat perhatian
d.      Mudah diingat dan
e.       Membangkitkan motivasi
Oleh karena itu sangat penting lagi seorang komunikator untuk menyampaikan pesan secara tepat dan “tidak rumit” sehingga mudah ditafsirkan oleh penerima. Harapannya akan tercipta sebuah perubahan perilaku atau keyakinan seperti harapan komunikator. Bahasa memegang peranan yang cukup penting dalam penyampaian informasi baik berupa verbal, nonverbal maupun gambar.
Langkah yang terakhir untuk membuat sebuah evaluasi pesan yang sudah dikomunikasikan kepada pendengar dan penonton yakni;
a.       Penyelesaian terhadap fakta yang dianggap paling penting adalah kunci, karena sebuah pesan hanya efektif jika menunjukkan pada masalah tunggal. Fakta kunci dapat  mendorong kebutuhan untuk;
          Mengeliminasi masalah pendengar dan penonton
          Mengoreksi kesalahan persepsi dari pendengar dan penonton
          Memperkuat sebuah keuntungan jika sebuah progam diluncurkan
          Memperkuat alasan yang sudah dimiliki untuk menyetujui sebuah ide
          Mengisi sebuah kekosongan
b.      Mengindetifikasi harapan dari pendengar dan pononton untuk mengubah perilaku mereka.
c.       Mendefinisikan pernyataan dukungan yang berisi alasan mengapa pendengar dan penonton harus mempercayai harapan tersebut.
d.      Menggambarkan persaingan untuk pesan agar pesan yang disampaikan membawa manfaat bagi mereka.
e.       Mengembangkan pernyataan kesan akhir setelah pendengar dan penonton menerima pesan.
f.       Menggambarkan profil kebutuhan atau keiinginan pendengar dan penonton.
3.      Saluran Media Politik dan Media massa
Saluran komunikasi politik dapat berupa, pertama, Komunikasi Tatap Muka yaitu dalam rapat umum, konferensi pers, dan Komunikasi Berperantara yaitu ada perantara antara komunikator dan khalayak, contoh TV. Kedua, Komunikasi Interpersonal yaitu komunikasi ’satu-kepada-satu’ contohnya door to door visit, temui publik atau Komunikasi Berperantara yaitu pasang sambungan langsung ‘hotline’ buat publik. Ketiga, Komunikasi Organisasi yaitu gabungan komunikasi ’satu-kepada-satu’ dan ’satu-kepada-banyak’: Komunikasi Tatap Muka, contohnya diskusi tatap muka dengan bawahan/staf dan Komunikasi Berperantara contohnya pengedaran memorandum, sidang, konvensi, buletin, newsletter, lokakarya. audience adalah orang atau kelompok dan masyarakat yang menajdi sasaran informasi atau pihak yang diterpa informasi.
Peranan media massa dalam Komunikasi politik menggambarkan cara-cara tertentu dalam dalam mana seluruh proses politik terintegrasi dalam jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada umumnya media massa itu sendiri mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-masalah politik. Kecuali dalam masyarakat primitif yang dicirikan dengan tingkatan melek-huruf  yang rendah dan tidak memiliki keahlian teknis dan sarana untuk mengembangkan media massa modern.
Pola komunikasi khusus yang dikembangkan oleh sistem politik, tidak boleh tidak bergantung pada berbagai faktor dalam masyarakat. yang paling penting adalah faktor fisik, teknologis, ekonomis, sosiokultural dan politis. Perkembangan historis dari jaringan komunikasi erat hubungannya dengan faktor fisik dan teknologis. Pada masa lalu, pola komunikasi sebagian besar ditentukan oleh mudah atau sukarnya secara relatif komunikasi fisik dan oleh berbagai limitasi teknis yang membatasi luas dan cepatnya informasi tersebut dapat disebarkan.


[1] Lihat Karl W. Deutsch, The Nerves of Goverment: Models of Political Communication and Control dalam Michael Rush dan Phillip Althoff Terjemahan Kartini Kartono, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2013) hal 253

0 komentar: